Kawasan Rawan Bencana Gunung Api
merupakan kawasan yang diduga akan terkena dampak daripada letusan
Gunung Api berupa, aliran lava, gas beracun, aliran lahan, lontaran batu
pijar, awan panas, hujan vulkanik, dan abu vulkanik. Sebagai negara
yang kaya akan gunung api dan tentu saja kaya akan bencana alam gunung
api, pemerintah kita sudah melakukan pemetaan Kawasan Rawan Bencana
(KRB) untuk beberapa gunung api aktif di Indonesia. Pada tulisan
sebelumnya saya sudah membahas
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Seulawah Agam dan Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sinabung, maka pada kesempatan kali ini saya cuma membahas secara singkat Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Tangkuban Perahu.
Gunung Api Tangkuban Perahu
Kawah Ratu Gunung Api Tangkuban Perahu
Gunung Api Tangkuban Perahu merupakan
sebuah gunung api aktif yang terdapat di Jawa Barat yang terkenal dengan
dongengan Sangkuriang. Gunung Api Tangkuban Perahun merupakan gunung
api aktif tipe A atau setelah tahun 1600 pernah meletus. Secara geologi,
gunung api Tangkuban Perahu tersusun atas batuan vulkanik jenis Andesit
Basaltis hingga Andesit. Data geologi juga mencatat bahwa erupsi besar
yang menghasilkan jatuhan piroklastik dan lava tidak tercatat dalam
massa sejarah Gunung Api Tangkuban Perahu.
Namun berdasarkan pentarihkan karbon,
Letusan terbesar Gunung api Tangkuban Perahu yang menghasilkan lapisan
abu dengan sebaran cukup jauh terjadi pada kisaran umur 17.000 – 8. 700
tahun yang lalu (BP) dan merupakan erupsi magmatik termuda diketahui.
Erupsi Freatik Gunung api Tangkuban Perahu yang endapannya tersingkap di
daerah puncak lebih muda dari 8.700 (RD. Hadisantono, dkk, 2005).
Sejarah Letusan Gunung Api Tangkuban Perahu
Dalam sejarah yang tercatat oleh manusia
Gunung api Tangkuban Perahu pernah meletus beberapa kali. Berikut ini
ini sejarah letusan Gunung api Tangkuban Perahu yang saya kutip dari RD.
Hadisantono, dkk:
- Tahun 1829: Letusan berupa abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
- Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
- Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu.
- Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
- Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
- Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
- Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
- Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
- Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
- Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
- Tahun 1971: Letusan freatik
- Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
- Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
- Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
- Tahun 1999: Peningkatan kegiatan
- Tahun 2002: Peningkatan kegiatan
- Tahun 2005: Peningkatan kegiatan
- Tahun 2013: Peningkatan kegiatan
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Tangkuban Perahu
Kawasan rawan bencana gunung api
Tangkuban Perahu dibagi kepada 3 zona rawan bencana. Kawasan Rawan
Bencana Gunung api Tangkuban Perahu ini dibuat oleh Badan Geologi untuk
membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya menyelamatkan diri
dari bahaya letusan Gunung api Tangkuban Perahu. Untuk pemerintah
daerah,
peta Kawasan Rawan Bencana Gunung api Tangkuban Perahu ini bisa digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana pembangunan di masa yang akan datang.
Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Tangkuban Perahu (Sumber: Badan Geologi)
Gambar di atas merupakan peta kawasan
rawan bencana gunung api Tangkuban Perahu yang dibuat oleh Badan
Geologi. Beriut ini pembagian zona Kawasan rawan bencana gunung api
Tangkuban Perahu:
- Kawasan Rawan Bencana zona III: Kawasan
yang masuk zona ini adalah kawasan yang berada radius kurang 1 Km dari
puncak gunung api Tangkuban Perahu, kawasan dimungkinkan akan terancam
hujan abu lebat, lumpur panas dan lontaran batu pijar. Kawasan yang pada
gambar di atas diarsir warna ungu dimungkinkan terancam aliran lava,
gas beracun, dan kemungkinan awan panas.
- Kawasan Rawan Bencana zona II:
Kawasan yang berada dalam radius kurang 5 Km dari puncak, masuk dalam
zona ini. Pada zona ini dimungkinkan akan terancam lontaran batu pijar
dan hujan abu lebat. Untuk kawasan yang diarsir berwarna kotak-kotak
ungu, dimungkinkan akan terdampak aliran lava, gas beracun, kemungkinan
awan panas dan lahar.
- Kawasan Rawan Bencana zona I: Kawasan
ini merupakan zona terluar dan berpotensi alira lahar dingin. Pada peta
di atas, kawasan yang arsir warna orange sepanjang aliran sungai
merupakan kawasan yang berpotensi aliran lahar.
Semoga dengan mengetahui Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Tangkuban
Perahu ini, masyarakat sekitar gunung api tersebut bisa terhindar dari
bahaya langsung (primer) dan bahaya tidak langsung (sekunder) Gunung Api
Tangkuban Perahu.
Editor : Ahmad Zaman Huri