31.3.14

Kisah Seorang Down Syndrome yang Inspiratif

Johnny usianya sekira 20-an tahun, bekerja sebagai pengemas barang di samping kasir  di sebuah toko ritel besar yang lesu penjualannya. Yang membuat Johnny tampak berbeda dari pegawai lainnya, ia pengidap down syndrome.

Suatu kali ia mendengar ceramah motivasi seorang ahli pemasaran di radio, Barbara Glanz. “Pikirkan tentang sesuatu yang bisa kalian berikan pada pelanggan dan membuat mereka merasa spesial sehingga mereka terdorong untuk datang lagi,” ujar Barbara.
 


Entah bagaimana, Johnny tertarik pada ceramah itu. Ia ingin memberikan sesuatu yang spesial pada para pelanggannya, namun apa? Ia sempat menelepon Barbara dan mengatakan tertarik pada ceramahnya namun ia tak bisa mewujudkannya karena ia hanya seorang down syndrome.

Hingga suatu hari terlontar ide untuk membuat catatan Renungan harian - Thought for the Day, yang berisi kalimat motivasi yang sederhana namun menyentuh yang ingin ia bagikan pada para pelanggannya.

Johnny meminta bantuan ayahnya untuk mengetikkannya di komputer dan mencetaknya menjadi beberapa kopi. Setiap potongan kecil hasil perenungan hariannya itu ia beri nama dirinya di belakangnya dan ucapan, “Terima Kasih Telah Berbelanja di Tempat Kami”. Hasil cetakan itu ia bawa ke tempat kerjanya.

Aksi Johnny pun dimulai. Setiap kali selesai mengemas, Johnny menyisipkan satu Thought for the Day bagi tiap pelanggannya yang membayar di meja kasir tempatnya bertugas.

Sebulan kemudian manajernya melihat keanehan. Antrean pelanggan di kasir tempat Johnny bertugas panjangnya tiga kali dari kasir lain. Lazimnya toko ritel, selalu ada beberapa meja kasir.

Sang manajer pun meminta para pelangan itu itu mengisi barisan sebelahnya agar lebih cepat terlayani. Uniknya, mereka bukannya mengikuti saran itu, mereka malah serempak mengatakan, “Tak apa-apa, kami rela mengantre, yang penting dapat ‘Thought for the Day ‘dari Johnny,” katanya.

Yang membuat si manajer tersentuh, banyak pelanggannya yang mengaku, biasanya mereka datang belanja di situ seminggu sekali. Namun supaya mendapat Thought for the Day setiap hari, belanjanya jadi tiap hari. Belum lagi mereka yang merekomendasikan teman-teman mereka untuk belanja di situ agar mendapatkan Thought of the Day dari Johnny juga.

Gerai ritel itupun jadi ramai. Bahkan divisi pemasaran bunga yang semula hampir bangkrut bisa kembali hidup karena ide cemerlang Johnny yang adalah seorang down syndrome.

Src : AKD
Eo : Ahmad Zaman Huri
Continue lendo

26.3.14

Sempat Berkurang, Hari Ini Asap di Pekanbaru Kembali Pekat

Pekan lalu, Presiden SBY meminta semua pihak di Riau bahu-membahu mengatasi asap. Beberapa hari kemudian, asap berkurang. Tapi kini kondisinya kembali lagi. Asap kian pekat. 

Kota Pekanbaru tiga hari terakhir terus diselimuti asap imbas dari kebakaran hutan dan lahan. Pantauan detikcom, Rabu (26/3/2014) kendati jarak pandang masih tembus di atas 2 km, namun jelas terlihat kepungan asap memutih mengelilingi kota.

Dengan jarak pandang 2 km itu, sejumlah gedung yang menjulang tinggi, sangat kontras terlihat dikepung asap. Bangunan gedung itupun mulai tampak samar dibayangi asap putih.

Begitu juga kawasan di pinggiran kota. Bila dilihat dengan jarak 1 km, sejumlah pohon yang biasanya terlihat hijau, kini mulai tampak memutih karena dikepung asap.

Walau demikian, masyarakat Pekanbaru belum tampak menggunakan masker. Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Mereka yang mengendarai sepeda motor, masih tampak santai tanpa mengenakan masker.

Pihak Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyebutkan, bahwa kondisi bandara masih berjalan normal.

"Jarak pandang di kawasan bandara masih tembus 5 km. Memang terlihat dikepung asap, namun penerbangan kita masih berjalan normal," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan kepada detikcom.

 Juru Bicara Satgas Tanggap Darurat, Kolonel Robert, berdasarkan hasil satelit NOAA pada sore kemarin terdeteksi ada 41 hotspot. Jumlah naik sehari sebelumnya yang hanya kisaran 12 titik panas.

"Satgas terus melakukan upaya pemadaman baik lewat darat dan udara. Begitu juga upaya hujan buatan. Hari ini ada 3 ton garam disemai dengan pesawat hercules," kata Robert kepada detikcom.

Menurut Robert, kondisi cuaca hari ini kering dan masih berpotensi kebakaran lahan cukup tinggi. Dengan kondisi masih adanya titik api di Riau, hal itu juga membuat kualitas udara di Riau kian menurun. Untuk daerah Pekanbaru, Dumai dan Kampar yang awalnya 'sehat', levelnya menurun menjadi 'sedang'.

"Sedangkan di kawasan Duri, Libo memasuki level 'tidak sehat. Sedangkan untuk wilayah Bangko di Kab Rohil pada level 'berbahaya'," kata Rebert.


Src : Dtk
Eo : Ahmad Zaman Huri
Continue lendo

Kisah Misteri dan Legenda Mahsyurnya Gunung Kelud

Tak terpungkiri pula oleh gunung Kelud. Gunung yang akhirnya meletus pada Kamis (13/2) malam itu rupanya memiliki cerita misteri yang sepertinya tak semua orang bisa mempercayainya. Dilansir berbagai sumber, ini dia beberapa kisah misteri yang beredar di masyarakat dan apakah kamu percaya?

1. Legenda Pengkhianatan Cinta






Kisah terbentuknya Kelud tak lepas dari pengkhianatan cinta Lembu Sura. Konon Raja Brawijaya yang sedang berkuasa memiliki putri cantik bernama Dyah Ayu Pusparani dan membuka sayembara untuk mencari calon suami.



Salah satu yang ikut dan berhasil menang adalah Lembu Sura, seorang manusia berkepala lembu (kerbau) yang sakti mandraguna. Enggan menikah dengan Lembu Sura, Dyah Ayu mencari mencoba mencari cara.



Dyah Ayu menantang Lembu Sura membuat sumur di puncak Kelud dalam waktu semalam. Dengan kemampuannya, sebelum subuh sumur itu hampir jadi, namun tiba-tiba prajurit kerajaan Dyah Ayu langsung menimbun Lembu Sura hidup-hidup dan tersebutlah sumpah Lembu Sura,



"Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung!"



(Orang-orang Kediri suatu saat pasti akan mendapat balasanku. Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan menjadi daratan dan Tulunggagung jadi daerah perairan dalam).



Sehingga dipercaya letusan Kelud adalah kutukan Lembu Sura.







2. Adanya Jalan Misterius






Sebelum menuju gerbang wisata gunung Kelud, ada jalan misterius yang bisa membuat kendaraan berjalan sendiri meski mesin dimatikan. Secara ilmu pengetahuan, dipercaya jalan itu memiliki daya tarik magnet tinggi, meskipun banyak yang mengartikan secara mistis. Sampai saat ini masih belum banyak yang bisa menjawab bagaimana bisa mobil itu berjalan sendiri.







3. Bidadari Penunggu Kawah






Menurut mitos warga sekitar, kawah gunung Kelud dijaga sepasang buaya putih yang konon merupakan jelmaan bidadari.



Legenda menceritakan dulu ada dua bidadari mandi di danau itu namun mereka melakukan perbuatan yang dianggap hina yakni berhubungan intim sesama jenis. Dewa yang mengetahui menjadi murka dan mengutuk bidadari itu menjadi buaya.







4. Misteri Wage Keramat






Bagi warga Kediri yang tinggal di sekitar lereng gunung Kelud percaya dengan istilah Wage Keramat yang berkaitan dengan meletusnya Kelud.



Wage adalah salah satu pasaran hari di penanggalan Jawa yang kerap kali identik dengan saat Kelud meletus. Saat meletus pada Kamis (13/2) malam lalu bertepatan dengan Kamis Pon, namun dalam hitungan Jawa, letusan itu sudah masuk dalam Jumat Wage.







5. Keris Mpu Gandring Terkubur






Jika kamu penggemar LORD OF THE RINGS, paham betul jika kekuatan jahat Cincin Sauron dihancurkan di kawah Gunung Doom.



Kisah mirip juga terjadi saat masa kerajaan Majapahit. Konon, Hayam Wuruk, Raja terbesar Majapahit menghancurkan aura jahat keris Mpu Gandring dari Raja Singosari, Wisnuwardhana di kawah Kelud.



Keris Mpu Gandring dipercaya dibuat dari bongkahan logam meteorit dan sudah menjadi saksi pembunuh banyak nyawa seperti Mpu Gandring sendiri, Keboijo, Ken Arok sampai Anusapati.







6. Lahirnya Pemimpin Indonesia






Dalam buku Sejarah Raja-Raja Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam karya Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, lahirlah sang Raja ke-4 kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk pada tahun 1334.



Hayam Wuruk lahir bersamaan dengan meletusnya Kelud dan gempa bumi di Panbayu serta Sumpah Palapa dan Mahapatih Gajahmada. Di usianya yang ke-17 tahun, Hayam Wuruk akhirnya menjadi raja dan membuat Majapahit berkuasa sampai ke seluruh nusantara.



Sementara itu Presiden RI pertama, Ir. Soekarno terlahir dua pekan setelah Kelud meletus pada 22-23 Mei 1901 silam. Soekarno yang nama aslinya Koesno Soesrodihardjo lahir pada 6 Juni 1901. Sehingga banyak yang menduga letusan di 2014 ini adalah lahirnya calon pemimpin masa depan Indonesia. Well, tak ada yang tahu.







7. Perlindungan Kerajaan Daha






Dibandingkan Sinabung atau Merapi, letusan Kelud memang tidak terlalu memakan korban jiwa. Mengapa begitu? Padahal dampak letusannya terasa sampai di barat pulau Jawa.



Salah satu paranormal yakni Heru Susilo berpendapat bahwa itu adalah campur tangan kerajaan Daha. Daha adalah salah satu kerajaan tertua di tanah Jawa dan dipercaya keturunannya masih ada sampai saat ini serta ada di wilayah Kediri dan sekitarnya.



Konon katanya tetua kerajaan Daha tidak pernah rela jika letusan Kelud akan meluluh lantahkan area kekuasaan mereka dan sekelilingnya sampai daerah Malang.



Bahkan ritual Daha bisa membuat abu vulkanik Kelud masih terkontrol sehingga melindungi daerah seperti sebagian Kediri, Blitar, sampai kota Malang. Bagaimana menurutmu?







8. Hancurnya Pemerintahan






Pada abad 13-15, berdasarkan makalah yang ditulis Akhmad Zaennudin dan Darwin Siergar (IAGI 2008), dijelaskan bahwa Kelud pernah meletus secara eksplosif dan sangat besar jauh lebih mengerikan pada tahun 2014 ini. Dampaknya bahkan membuat lingkungan menjadi porak poranda, tak terkecuali kerajaan Majapahit.



Pusat pemerintahan Majapahit saat itu berada di Trowulan, kabupaten Mojokerto dengan jarak sekitar 40 kilometer sebelah utara Kelud.



Jika letusan Kelud sebagai tanda lahirnya Raja terbesar Majapahit, maka letusan Kelud pula yang menghancurkan Majapahit. Banyak orang berpendapat, bahwa letusan Kelud juga sebagai tanda hancurnya sebuah pemerintahan. Pertanyaannya, pemerintahan siapakah kali ini?







9. Musibah di Tanggal Sial






Tanggal meletusnya Kelud pada 13 Februari 2014 memiliki arti tersendiri dalam makna angka Feng Shui.



Jika ditinjau dari ilmu Numerolog, angka 13-2-2014 bila dijumlah hasilnya adalah 13 yang bermakna sial dalam Tarot dan jika dijumlah lagi hasilnya 4 yang dikuasai oleh Rahu (Saturnus) yang menjadi lambang kematian.



Bahkan jika diamati dalam posisi planet akan terlihat posisi Mars yang ber-elemen api berada pada satu lokasi dengan Saturnus. Jadi apa pendapatmu, kebetulan belaka?







10. Kaitan Dengan Al Quran






Bagi umat Islam, Al-Quran adalah pedoman hidup. Semua tata ketentuan hidup mulai dari pengetahuan bagaimana alam semesta terbentuk, manusia lahir, sistem tata surya, sampai kematian dan hari akhir dijelaskan gamblang di Al-Quran. Bahkan letusan Kelud yang terjadi pada Kamis (13/2) pukul 22.49 malam itu bisa kita lihat pesannya yang tersirat di Al-Quran.



Tanggal kejadian 13 bulan 2 dihubungkan dengan surat Ar-Ra'd (surat ke-13) ayat 2 yang berbunyi,

"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (Makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."





Waktu kejadian pada pukul 22.49-22.50 dihubungkan dengan surat Al-Hajj ayat 49-50,

"Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepadamu. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia."


Src : Dt.Blo, KL
Eo : Ahmad Zaman Huri
Continue lendo

Tentang Geologi Struktur

BAB I
PENDAHULUAN
                               
Tujuan
1.      Mengetahui cara penggambaran struktur bidang dan garis peta.
2.      Mengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur di lapangan.

Alat dan Bahan
1.      Busur Derajat.
2.      Penggaris.
3.      Pensil Warna.
4.      Alat tulis lainnya.

Definisi Geologi Struktur
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari perihal bentuk arsitektur / struktur kerak bumi beserta gejala – gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan bentuk ( deformasi ) pada batuan.
Geologi Struktur pada intinya mempelajari struktur batuan , yaitu struktur primer ( missal perlapisan, foliasi, laminasi, dll ) dan struktur sekunder ( missal kekar, sesar, lipatan ). Bagian terbesar, terutama mempelajari struktur sekunder ini.



CARA KERJA

I.        Cara merubah system azimuth ke system kuadran
a.  Menentukan arah strike dari system azimuth ke system kuadran
 Contoh : Sistem azimuth    :  N … o E / …
                Sistem Kuadran   :  S … W / …
S … o E / …
N … o E / …
N …o W / …
b. Merubah jurus / strike dari system azimuth ke system kuadran
 Contoh :   Sistem azimuth   : 325 o
Sistem kuadran   : 025 o
c.  Sedang besar Dip sama antara system azimuth dengan system kuadran, tetapi di      system kuadran arah Dip di beri notasi di akhir besar Dip.
Contoh : …. SE
… SW
… NE
… NW
d. Menulisnya secara benar dan lengkap.
 Contoh : S 025o E / 20o NE

II.     Cara merubah dari system kuadran ke system azimuth hampir sama tetapi arah strike selalu bernotasi N … E. Dan di akhiri angka Dip tidak di beri notasi.
- Menulis secara benar dan lengkap
Contoh : N 145o E / 30o


CARA KERJA

Cara menentukan kedudukan lapisan batuan serta penyebaran batuannya dengan kedudukan batuan.
  1. Menetukan umur lapisan batuan dan mengurutkannya dari yang tertua sampai lapisan yang termuda.
  2. Mengukur besar strike dan Dip kemudian menggambar simbolnya.
  3. Menggambar symbol lapisan batuan  di atas strike.
  4. Bila terdapat kontak lapisan batuan, maka di atas lambang  strike di gambar symbol / batuan yang berumur lebih tua dan di bawah lambing strike di gambar symbol batuan berumur lebih muda.
  5. Memberi warna sesuai symbol batuannya.
Batu lempung berwarna hijau, batu pasir berwarna kuning, dan batu gamping berwarna biru.




CARA KERJA


Menggambar kubus dan proyeksinya
  1. Membuat lingkaran yang memiliki jari – jari 8 cm dengan menggunakan jangka.
  2. Membagi lingkaran tersebut manjadi 3 bagian yang masing – masing memiliki besar sudut 120o.
  3. Menghubungkan titik – titik tersebut
  4. Membuat bangun kubus yang sama dengan contoh yang telah disediakan.
  5. Setelah terbentuk sebuah kubus, kemudian memproyeksikan bidang – bidang kubus tersebut ke arah samping, ke arah depan, ke arah atas dengan cara menarik 1 cm dari setiap rusuk – rusuknya.
  6. Memberi warna hasil proyeksi.
  7. Hasil gambar kubus tiga dimensi tersebut juga di gambar secara dua dimensi dengan cara membuka bidang -  bidang kubus tersebut.

KESIMPULAN


1.      Kita dapat menentukan arah strike dan dip dari kedudukan suatu batuan atau endapan.
2.      Kita dapat menentukan batas lithologi dengan menggunakan metode kontur struktur.
3.      Kita dapat menentukan sejarah geologi dari suatu endapan.



BAB II
METODE GRAFIS I  ( STRUKTUR BIDANG )

Tujuan
  1. Dapat menggambarkan geometri struktur bidang ke dalam proyeksi dua dimensi ( secara grafis )
  2. Menetukan kedudukan bidang dari dua atau lebih kemiringan semu.
  3. Menentukan kedudukan bidang berdasarkan problema tiga titik.

Alat dan Bahan :
    1. Alat tulis Lengkap.
    2. Jangka, penggaris, busur derajat.

Definisi
Beberapa unsure struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai struktur bidang. Struktur geologi tersebut diantaranya adalah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang belahan, bidang foliasi dan sejenisnya.
  • Jurus / strike : arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal, dimana besarnya jurus / strike di ukur dari arah utara.
  • Kemiringan / Dip : Sudut kemiringan terbesar yang di bentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus / strike.
  • Kemiringan Semu / Apprent Dip : sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dari pengukuran dengan arak tidak tegak lurus jurus / strike.
·        Arah kemiringan / Dip direction : Arah tegak lurus yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang bersangkutan da diukur dari arah utara.



  
Langkah Kerja 02.1:
1.      Menetukan arah utara.
2.      Menetukan  posisi arah N 270E / 30 dan buat sudut 30o dari 270o ke arah bawah, kemudian tarik garis.
3.      Menetukan Posisi arah  N 285o E /  40dan buat sudut 40dari 285o ke arah atas, kemudian tarik garis.
4.      Menarik garis tegak lurus terhadap strike ( 270o dan 285o ) pada masing – masing posisi dengan jarak 1 cm sebanyak lima titik terhadap Dip.
5.      Menarik garis kontur struktur ( KS ) dengan menghubungkan titik – titik yang berbeda pada kedua strike, misal titik 1 cm dengan 1 cm, dan seterusnya.
6.      Untuk mendapatkan strike maka terlebih dahulu titik di utarakan sehingga di peroleh strike yang di bentuk oleh sudut.
7.      Untuk mendapatkan Dip, maka langkah – langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
a.       Buatlah garis tegak lurus terhadap KS 900.
b.      Buatl titk 1 cm di KS 800 ( kanan kiri 1 cm ) dari penarikan garis pada KS 900.
c.       Tariklah garis dari titik pertama garis di KS 900 ke titik 1 cm yang telah di buat tai di KS 800, sehingga diperoleh garis dan ini yang di sebut Dip.



Langkah Kerja 02.2 :
1.      Menetukan arah utara, dengan garis lurus.
  1. Menetukan sudut 120, kemudian tarik garis sepanjang 1 cm.
  2. Buat garis lagi sebesar sudut 200dari titik sebelumnya sepanjang 2 cm.
  3. Dari titik utara sudut 120tarik garis ke garis terakhir dari sudut 200okemudian garis tersebut di bagi dua yang sama besar.
  4. Setelah di bagi dua, Buatlah garis dari titik tengah garis tersebut dengan perpotongan antara sudut yang pertama dengan yang kedua, serta buat garis yang sejajar dengan garis tersebut ke atas dan kebawah.
  5. Membuat kotak bujur sangkar berukuran 6 cm ( pada langkah no 5 ).
  6. Buatlah kubus dengan sisi 6 cm dari lingkaran, kemudian dari tiap rusuk kubus tersebut bagilah tiap 1 cm, lalu hubungkan titik – titik tersebut.
  7. Pada penggambarannya blok diagram orthogonalnya seperti di buat kubus bersisi 6 cm dengan sudut 60 o  , kemudian di sesuaikan dengan KS tertinggi dan terendah lalu KS yang mempunyai ketinggian yang sama di hubung – hubungkan. Penggambaran di kotak bujur sangkar di proyeksikan pada kubus dengan cara di plot titik KS dari tiap garis yang memotong garis bujur sangkar lalu  di sesuaikan pada garis kubus. Kemudian titik KS di  letakkan pada kubus sesuai titik – titik masing – masing. Setelah semua sudah di pindahkan, lalu hubungkanlah antar titik tersebut maka terbentuklah struktur bidang.     



KESIMPULAN


1.  Kedudukan pada struktur bidang dilambangkan dengan strike dan Dip.
2. Strike adalah arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antarabidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal yang diukur dari arah utara.
3. Dip adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh bidang miring dengan bidang horizontal yang diukur tegak lurus jurus.

BAB III
METODE GRAFIS II ( STRUKTUR GARIS )

Tujuan :
1.      Dapat menggambar geometri struktur garis ke dalam dua dimensi ( secara grafis ).
2.      Menentukan Plunge dan Rake suatu garis pada suatu bidang.
3.      Menetukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua bidang.

Alat dan bahan :
a.       Penggaris, busur derajat.
b.      Jangka dan alat tulis.

Definisi
Salah satu unsur struktur secara geometri adalah geometri garis (struktur garis : gores, garis, perpotongan dua bidang, dan lainnya ).
Dalam gologi struktur dapat dibedakan menjadi “struktur garis riil” dan “struktur garis semu”. Yang di maksud dengan struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan, seperti contohnya gores garis yang terdapat pada bidan sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur – unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi. Misalnya : liniasi fragmen breksi sesar, liniasi mineral – mineral dalam batuan beku, arah liniasi struktur sedimen (cross bedding, flute cast) dan sebagainya.
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi “struktur garis primer” yang meliputi : liniasi atau penjajaran mineral – mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen; serta struktur garis sekunder yang meliputi : gores garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan dan kelurusan – kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah – istilah : “arah penunjaman” (trend), “penunjaman” (plunge), “arah kelurusan” (bearing) dan Rake atau Pitch.



Definisi  istilah - istilah dalam struktur garis :
Arah penunjaman (trend):
Jurus dari bidang vertical yang melalui garis dan menunjukkn arah penunjaman garis tersebut, dimana hanya menunjukkan satu arah tertentu. 
Arah kelurusan (bearing) :
Jurus dari bidang vertical yang melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut, dimana menunjukkan arah – arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurusannya.
Rake (Pitch) :
Besar sudut antara garis dengan garis horizontal yang di ukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat. Besarnya rake sama dengan lebih kecil sembilan puluh derajat.


Langkah kerja 03.1.

1.      Menetukan arah utara.
2.      Diukur bidang sesar dengan kedudukan N 005o E / 45dari arah utara, untuk buka Dip buat Fl yang tegak lurus sesar kemudian cari sudut 45dan tarik garis. Inilah besar Dip.
3.      Buat garis sejajar sesar dengan penarikan setiap kenaikan 1 cm dari Fl dan sudut dip, sebanyak tiga garis.
4.      Buat bearing N 135o E, dari arah sesar
5.      Pakai jangka di 45o ke titik ks 2 diatas di hubungkan ke Fl, dengan garis putus – putus.
6.      Titik perpotongan hangka tadi dengan Fl tarik garis sejajar Ks atau sesar dengan garis putus – putus.
7.      Dari garis putus – putus sejajar ks tadi di tarik garis tegak lurus yang di hubungkan dengan perpotongan bearing dan ks, kemudian tarik garis. Besar rake diukur dari bidang sesar sampai garis yang dibuat ini.
8.      Untuk menentukan plunge, tariklah garis sepanjang 1 cm dari titik perpotongan ks 2 dengan bearing dan tegak lurus bearing kemudian tarik garis, dari sini kita dapat menetukan besar plunge. 

Langkah kerja 03.2.

1.      Menetukan garis utara.
2.      Buat garis dengan arah N 048o E / 30o NW ( N 228o E / 30o ) pada ketinggian 800 mdpl, kemudian membuat Fl  yang sejajar dengan garis strike  dan cari dip sebesar 30.
3.      Tariklah garis dai setiap kenaikan 1 cm dari dua garis yaitu Fl dan dip sebanyak tiga garis kemudian diberi nitasi ketinggiannya.
4.      Dari strike tersebut dibuat garis dengan Azimuth N 130E (dari arah utara), dengan panjang garis 7 cm, dan buat Fl dan tentukan Dip sebesar 50o  kemudian hubungkanlah titig ketinggian 800 mdpl pertama dengan yang kedua ini.
5.      Dari FL dan garis dip tadi, buatlah garis yang sejajar strike kedua ini dengan penarikan garis setiap kenaikan 1 cm dari Fl dan garis dip sebanyak 3 garis.
6.      Garis Ks yang pertama dengan Ks yang kedua ini cari perpotongannya, lalu dihubungkan dengan garis dan inilah yang dinamakan dengan bearing.
7.      Buat garis putus – putus dari strike pertama, dari titik dip 30o tarik garis putus – putus dengan jangka pada Ks 700 sehingga memotong Fl, lalu tarik garis putus – putus sejajar Ks.
8.      Begitu juga dengan strike yang kedua, dari titik dip 50 tarik garis putus – putus dengan jangka pada Ks 700 sehingga memotong Fl, lalu tarik garis putus – putus sejajar Ks.
9.      Rake A diperoleh dari penarikan garis tegak lurus garis putus – putus yang di buat pada dip 30o  dan dihubungkan dengan bearing yang perpotongan ks 700 lalu tarik garis sehingga besar Rake A dapat di baca dari  sudut antara Ks 700 dengan penarikan garis ini tadi.
10.  Rake B diperoleh dari penarikan garis tegak lurus garis putus – putus yang di buat pada dip 50o   dan dihubungkan dengan bearing yang perpotongan Ks 700 lalu tarik garis sehingga Rake B dapat dibaca dari sudut antara Ks 700 dengan penarikan garis ini tadi.
11.  Untuk mencari besarnya plunge, buat garis sepanjang 1 cm tegak lurus dengan bearing Ks 700 dan tarik garis, besar plunge dapat di baca dari garis bearing dengan penarikan garis ini tadi.


KESIMPULAN

1.      Dari perpotongan dua bidang dapat di tentukan unsur – unsur struktur garis dengan menggunakan proyeksi garis.
2.      Hasil perpotongan dua bidang dapat dibuat kedudukan struktur garis dalam kenampakan 3 dimensi.
3.      Dengan aplikasi metode grafis I untuk struktur garis, dapat memecahkan masalah – masalah struktur garis dalam penetuan plunge dan rake sebuah garis pada suatu bidang. 

KESIMPULAN


1.Dalam pembacaan struktur garis terdapat istilah plunge, bearing
Rake yang menunjukkan besar sudut antara garis horizontal yang diukur pada   bidang dimana garis tersbut didapat.
2. Berdasarkan pada pembentukannya struktur garis dibagi menjadi :
      a. Struktur garis primer
      b. Struktur garis sekunder.


BAB IV

POLA SINGKAPAN DAN PETA GEOLOGI


Definisi
            Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam penguasaan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat menunjukkan keadaan geologi baik struktur maupun geologinya.
            Geomorfologi sangat terkait dalam mempelajari geologi struktur. Bentukan – bentukan morfologi sekarang merupakan hasil gaya yang bekerja baik itu berasal dari dalam maupun dari luar bumi. Bentukan – bentukan tersebut akan berbeda bentuknya tergantung dari system yang mempengaruhinya.
            Pada sisi lain lithologi juga berperan dalam mengekpresikan topografi. Nilai resisten dan tidaknya lithologi akan memberikan relief yang berbeda – beda di permukaan. Lithologi yang keras (resisten) cenderung menbentuk relief yang lebih menonjol (tinggi) daripada daerah dengan lithologi yang lebih lunak (kurang resisten). Sedangkan daerah yang disusun oleh lithologi batu gamping akan membentuk suatu pola bentang alam  “karst topograhpy”  sebagai pola yang sangat khas (tersendiri).
                        Bentukan yang berlainan dari kedudukan lithologi dan bentuk morfologi, mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran lithologi dipermukaan. Perpotongan antara bidang lithologi dan bidang permukaan bumi inilah yang dinamakan sebagai pola singkapan. Dari pola singkapan ttersebut akan diketahui keadaan geologi suatu daerah dan dapat dinuat suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi meliputi penyebaran lithologi, struktur dan morfologi. Peta semacam nin disebut dengan Peta Geologi.

Besar dan bentuk dari pola singkapan ini tergantung dari beberapa factor :
  1. Ketebalan lapisan.
  2. Kemiringan lapisan.
  3. Bentuk morfologi
  4. Bentuk struktur lapisan.

Hukum “V”

Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasilkan pola singkapan yang beraturan, dimana aturan tersebut dikenal dengan  hukum “V”.
Aturan – aturan tersebut antara lain :
a.       Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikutimp pola  garis kontur.
b.      Lapisan dengan kemiringan berlawanan arah dengan kemiringan lereng, maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf “V” yang berlawanan arah dengan kemiringan lembah.
c.       Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus, dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d.      Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemiringan lapisan lebih besar dengan kemiringan lereng, akan membentuk pola singkapan dengan huruf “V” searah dengan kemiringan lereng.
e.       Lapisan dengan kemiringannya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringa lapisan sama dengan kemiringan lereng /lembah, maka pola singkapanya seperti huruf V terbalik.
f.        Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng, dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringa lereng, maka pola singakpannya akan membentuk huruf V yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng/ Lembah.


KESIMPULAN

   1. Untuk dapat mengetah0i tebal lapisan dan kedalaman dapat menggunakan cara    grafis dan cara matematis.
      2. Untuk mengetahui dengan cara grafis, harus diketahui top dan bottom.
      3. Dalam pengukuran tebal dan kedalaman dapat juga menggunakan tipe point.



BAB IX

LIPATAN


Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau pola dari lengkungan pola unsure garis atau bidang di dalam bahan tersebut. Pada umumnya unsure yang terlibat di dalam lipatan adalah perlipatan, foliasi, dan liniasi.

Berdasarkan proses perlipatan dan jenis batuan yang terlipat dibedakan menjadi :
1.      Flexture / Competent folding termasuk di dalam parallel fold.
2.      Flow / incompetent folding termasuk di dalam similar fold.
3.      Shear folding.
4.      Flexture and flow folding.

Jenis – jenis Lipatan :
·        Antiklin, struktur lipatan yang bentuk konfet ke atas dengan urusan lapisan batuan yang tua di bawah dan yang muda di atas.
·        Sinklin, struktur lipatan yang bentuk klaf ke atas dengan urutan lapisan batuan yang tua di bawah dan yang muda di atas.
·        Antiform, struktur lipatan seperti antiklin namun umur batuan tidak di ketahui.
·        Sinform, struktur lipatan seperti sinklin namun unsure batuan tidak diketahui.
·        Antiformal Sinklin, struktur lipatan seperti antiklin dengan lapisan batuan yang tua di bagian atas dan batuan muda yang berada di bawah.
·        Sinformal antiklin, struktur lipatan sepeti sinklin dengan lapisan batuan yang tua di gaian atas dan lapisan batuan yang muda di bawah.
·        Dome, yaitu suatu jenis tertentu antuform dimana lapisan batuan mempunyai kemiringan ke segala arah uyang menyebar dari satu titik.
·        Basin adalah suatau jenis unik sinform dimana kemiringan lapisan batuan menuju ke satu titik.


KESIMPULAN

·        Lipatan mempunyai hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai kelengkungan atau kumpulan unsure garis pada bidang di dalam bahan tersebut.
·        Pada umunya unsure yang terlihat dalam lipatan adalah bidang perlipatan, foliasi dan liniasi.
·        Unsur – unsure lipatan : antiklin, sinklin, antiform, sinform, hinge, grest, plunge.



BAB IV

TEBAL DAN KEDALAMAN


Ketebalan

Ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.
            Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau keterbatasan alat yang dipakai tidak tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, diadakan pengukuran secara langsung.
            Pengukuran tidak langsung yang sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada lapisan horizontal, dimana lebar lapisan diukur tegak lurus jurus, yaitu w. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (d) maka ketebalan T = w sin d.
            Apabila pengukuran lapisan tidak tegak lurus  ( i ) maka lebar sebenarnya harus dikoreksi terlebih dahulu w = i sin b. Dimana b adalah sudut antara jurus dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah T = i sinb sin a panjang.
            Untuk mengukur ketebalan pada lereng, apabila pengukuran tidak lurus jurus igunakan persamaan trigonometri.
            Untuk mengukur / mencari kemiringan lereng yang tegak lurus jurus Lapisan (w) dapat dilakukan beberapa cara natara lain :
  1. Dengan “Aligment Nomogrsph” dengan menganggap kemiringan lereng terukur sebagai kemiringan sebenarnya.
  2. Dengan persamaan Tg s = sin b sin j.
Dari pengukuran diatas di dapatkan lebar singkapan yang tegak lurus jurus (w), dengan menggunakan persamaan :
W = i sin j.

Kedalaman

Menghitung kedalamn lapisan ada beberapa cara, antara lain :
  1. Menghitung secara matematis.
  2. Dengan “Aligment diagram”
  3. Secara grafis.
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan ialah kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.
Pada permukaan horizontal kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus :

D = m tg d

Apabila tidak tegak lurus jurus pada bidang – bidang maka kemiringan lapisan ang dipakai adalah kemiringan semu  (a).
d = m tg a.
Untuk kemiringan lereng tertentu kedalaman dapat dicari dengan menggunakan rumus umumnya yaitu
D = m (sin s ± cos s tg d). 
Dengan menggunakan “Aligment diagram” cara penggunaan sama dengan waktu mencari kedalaman dan yang beda hanya “Aligmeny diagram”

KESIMPULAN 

   1. Untuk dapat mengetahui tebal lapisan dan kedalaman dapat menggunakan cara    grafis dan cara matematis.
      2. Untuk mengetahui dengan cara grafis, harus diketahui top dan bottom.
      3. Dalam pengukuran tebal dan kedalaman dapat juga menggunakan tipe point.



BAB VI
PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB



Definisi
    Merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang / garis dengan permukaan bola.
  Unsur struktur geologi akan lebih nyata, lebih mudah dan cepat penyelesaianya cepat bila digambarkan dalam bentuk proyeksi permukaan bola. Permukaan bola tersebut meliputi suatu bidang dengan pusat bola yang terlihat pada bidang tersebut. Maka bidang tersebut memotong permukaan bola sepanjang suatu lingkaran, yaitu lingkaran besar. Yang dipakai sebagai gambaran posisi struktur dibawah permukaan adalah belahan bola bagian bawah. Selamjutnya proyeksi permukaan bola digambarkan pada permukaan bidang horizontal dalam bentuk proyeksi stereografis.
Macam - macam proyeksi stereografis :
  1. Equal angle projection net atau Wulf net.
  2. Equal area projection net atau schmit net.
  3. Orthographic net.

Struktur bidang

Stereogranya selalu diwakili oleh lingkaran besar, sehingga besar sudut kemiringan selalu diukur pada arah E – W jarring, yaitu 0o pada lingkaran primitif dan 90o di pusat lingkaran.

Struktur garis

Stereogramnya akan berupa suatu garis lurus dari pusat lingkaran, besarnya plunge dihitung 0o pada lingkaran primitif dan 90o di pusat lingkaran. Dan diukur pada kedudukan bearing berimpit dengan N – S atau E – W jarring.
           

KESIMPULAN



  1. Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan bola.
  2. Proyeksi hanya dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah geometri bidang dan garis yang besar merupakan besar sudut atau arah.
  3. Stereonet terdiri dari : Wulff Net, Schmidt Net, Polar Equal Area Net dan Classbeek Counting Net.
  4. Pada proyeksi stereografis dengan menggunakan Wulff Net yang menghasilkan bidang dan garis.
  5. Pada proyeksi kutub dengan menggunakan Polar Equal Area net yang menghasilkan berupa “pola 2 atau titik.

Src : Geogi.bl
Eo : Ahmad Zaman Huri
Continue lendo
 

Geophy Palace Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates