Gunung
Api Sinabung yang terletak di tanah Karo Sumatra Utara, semalam pukul
02:51 tanggal 15 September 2013 kembali menunjukkan “keperkasaannya”.
Banyak warga mengungsi untuk menghindari dampak negatif dari letusan
gunung tersebut. Saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi Badan Geologi telah menaikkan status gunung api Sinabung
menjadi Siaga atau level III dimana sebelumnya berstatus waspada atau
level II. Untuk mengenal status gunung api, pembaca bisa membaca
tulisan saya tentang
mengenal status gunung api.
Sejarah Letusan Sinabung
Gunung api Sinabung yang terletak di
Sumatra Utara tersebut, pada awalnya merupakan gunung api Tipe B dimana
setelah tahun 1600 tidak pernah menunjukkan aktifitas letusan. Karena
awalnya dikategorikan gunung api tipe B maka pemerintah kita tidak
melakukan pengamatan terhadap gunung api tersebut. Letusan Gunung api
Sinabung tahun 2010 membuka mata kita semua bahwa gunung api Tipe B juga
bisa menimbulkan letusan yang luar biasa.
Sejak 2010 tersebut,
gunung Sinabung
tercatat pernah meletus pada tanggal 27 Agustus 2010 pada pukul 18:30
wib, kemudian diikuti tanggal 29 Agustus pukul 0:10 wib, 30 Agustus
pukul 06:23 wib, 03 September pukul 04:38 wib dan 17:59 wib, dan 07
September pukul 0:23 wib terjadi letusan terbesar. Setelah kejadian
beberapa letusan tahun 2010 tersebut, Gunung api Sinabung yang merupakan
gunung api jenis Strata tersebut oleh Pemerinta kita dijadikan Gunung
Api Tipe A yang harus mendapatkan perhatian khusus berupa pembuatan pos
pengamatan.
Pengamatan Gunung Api Sinabung
Pos pengamatan gunung api sinabung
terletak di Jl. Tiras Bangun, Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga,
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo (sekitar 8,5 Km dari puncak).
Untuk mengamati gempa vulkanik, di atas gunung api Sinabung telah
dipasang sensor seismometer sebanyak 4 unit dan hasil rekaman dikirim ke
pos pengamatan. Selain sensos seismometer, di gunung api Sinabung juga
telah terpasang
GPS Geodetik untuk mengamati deformasi gunung api. GPS geodetik tersebut terpasang secara kontinyu dan datanya terus terkirim melalui gelombang radio ke Pos pengamatan.
Untuk memahami metode-metode yang digunakan dalam mengamati gunung api, pembaca bisa membaca tulisan saya tentang
Metode Pengamatan Gunung Api.
Hasil pengamatan gunung api Sinabung
terkini yang saya kutip dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi Badan Geologi (tanggal 15 September 2013) dinyatakan bahwa:
kegempaan
Secara umum aktivitas kegempaan G. Sinabung dalam perioda tahun
2012-2013 cenderung mengalami beberapa kali fluktuasi. Sejak tanggal
Juli-September 2013 aktivitas kegempaan G. Sinabung menunjukkan ada
fluktuasi lagi.
- Tanggal 1-31Agustus 2013. 489 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam
(VA), 24 kali kejadian Gempa Hembusan, 47 kali Gempa Tektonik Lokal
(TL), 60 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ).
- Tanggal 1-14 September 2013. 255 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam
(VA), 16 kali kejadian Gempa Hembusan, 5 kali Gempa Tektonik Lokal (TL),
24 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ).
15 September 2103. Tremor pukul 03.10 WIB sampai saat ini, dengan amplituda maksimum 3-15 mm.
VISUAL
- Tanggal 1-14 September 2013. Cuaca cerah-mendung, angin tenang-sedang dari arah barat, suhu 17-25oC,
gunungapi jelas-tertutup kabut, asap putih tebal dengan tinggi asap
100-150 meter. Pukul 02.55 WIB teramati api diam di sekitar puncak.
Src : IBN
Eo : Ahmad Zaman Huri