Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya).
Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa
batu-batu (yang menimpa mereka)… (QS. Al Qamar, 54:33-34)
Wilayah Anatolia, dataran Mesopotamia, semenanjung Arabia dan benua
Afrika telah menjadi saksi lahirnya beragam peradaban besar sejak
dahulu kala. Sepanjang sejarah, Allah mengutus para Rasul untuk menyeru
mereka mengikuti jalan-Nya. Kaum yang mengingkari para utusan tersebut,
yang mencoba membunuh dan mengusir mereka, semuanya telah dihancurkan…
Salah satu peradaban ini ditemukan dalam wilayah batas negara
Israel saat ini. Penduduk yang menetap di pesisir Laut Mati ini adalah
kaum Luth. Al Qur’an mengabarkan bahwa hubungan kelamin sesama jenis
sedemikian merajalela di kalangan mereka hingga belum pernah dijumpai
hal serupa sebelumnya:
Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu;
upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu
mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan
istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas. (QS. Asy Syu’araa’, 26:161-166)
Ketika Nabi Luth menyuruh mereka meninggalkan perilaku maksiat dan
menyampaikan perintah Allah, mereka ingkar, dan menolaknya sebagai
seorang Nabi dan melanjutkan perilaku menyimpang mereka. Sebagai
balasannya, mereka dihancurkan dengan bencana mengenaskan.
Ketika membaca Perjanjian Lama, kitab suci umat Nasrani dan Yahudi,
akan kita ketahui bahwa hal ini dilukiskan dengan istilah yang sama
sebagaimana dalam Al Qur’an. Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal
kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota Sodom.
Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota tersebut
dibangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania.
Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah
tejadinya bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang
berhasil digali menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat.
Al Qur’an meriwayatkan bahwa malaikat datang kepada Nabi Luth dan memperingatkan hal ini di malam sebelum terjadinya bencana:
Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami
adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat
mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan
pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di
antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan
ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab
kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?"
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di
atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi; yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan
siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (QS. Huud, 11:81-83)
Ungkapan"Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah"
dalam segala kemungkinannya bermakna daerah tersebut hancur oleh gempa
bumi dashyat. Menurut siaran BBC berjudul " Ilmuwan MengungkapTamatnya
Riwayat Kota Sodom ", geolog asal Inggris, Graham Harris, termasuk
ilmuwan yang menemukan bukti meyakinkan tentang hal ini.
Menurutnya, Sodom dibangun di pesisir Laut Mati dan penduduknya
berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut. Zat hitam lengket ini
di masa lalu digunakan sebagai pelapis tahan air pada perahu dan
perekat bebatuan pada bangunan.
Daerah permukiman yang tepat di pesisir Laut Mati ini, juga berdiri
di atas dataran yang mudah guncang. Ini adalah titik bertemunya dua
lempengan tektonik yang bergerak berlawanan arah. Ini adalah zona gempa
bumi!
Lapisan lahar dan batu basal yang ditemukan selama penggalian
adalah bukti terkuat telah terjadinya letusan gunung berapi dan gempa
bumi di sini. Peristiwa yang digambarkan Al Qur’an dengan kalimat "Kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi"
besar kemungkinannya sebagai letusan gunung berapi.
Peristiwa tersebut dilukiskan oleh ayat yang sama dalam kalimat
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
di atas ke bawah" sangat mungkin merujuk pada pecahan dan penghancuran
akibat gempa bumi.
Di bawah pesisir Laut Mati terdapat sejumlah besar timbunan
kantung-kantung gas metana mudah terbakar. Gempa bumi pastilah telah
mengguncangnya dan menjadikannya terbakar. Permukaan tanah lalu berubah
menjadi pasir hanyut, dan longsor besar menenggelamkan kota tersebut ke
dalam air.
Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan
teori ini. Para ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di
laboratorium, dan mengguncangnya dengan gempa buatan.
Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah
tergelincir masuk dan terkubur di dalamnya. Penemuan arkeologis dan
percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting: kaum Luth yang
disebutkan Al Qur’an memang pernah hidup di masa lalu, dan diazab oleh
bencana kiriman Allah akibat penyimpangannya. Semua bukti terjadinya
bencana itu kini telah terungkap, dan sesuai benar dengan pemaparan Al
Qur’an.
Begitulah, Letusan Dahsyat membinasakan mereka saat fajar tiba:
Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan
Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi
orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (QS. Al Hijr, 15:73-75)
Src : JHU
Eo : Ahmad Zaman Huri