Gunung
Api Sinabung yang berada di Sumatra Utara yang awalnya merupakan Gunung
Api tipe B karena belum pernah tercatat aktifitasnya sejak tahun 1600.
Sejarah letusan Gunung Api Sinabung
tahun 2010 lalu menjadikan Gunung Api tipe B ini berubah menjadi Gunung
Api tipe A. Setelah letusan 2010, gunung api Sinabung menunjukkan
peningkatan aktifitas sampai dengan sekarang
status gunung api
Sinabung menjadi Awas. Pada Akhir tahun sejak 7 Desember 2013 – 3
Januari 2014, aktifitasnya terus meningkat dan beberapa desa harus
diungsikan ke tempat yang lebih aman. Aktifitas Gunung Api Sinabung
sejak 27 Desember 2013 – 3 Januari 2014 dilaporkan oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi. Berikut
ini laporan aktitifitas Gunung Api Sinabung (7 Des 2013 – 3 Jan 2014)
Visual Gunung Api Sinabung
Pemantauan secara visual
yang dilakukan dari Pos PGA Sinabung yang terletak di Desa Ndokum
Siroga, Kecamatan Simpang Empat yang berjarak sekitar 8,5 km dari puncak
Sinabung. Hasil pemantauan secara visual sejak 27 Desember 2013 adalah
sebagai berikut :
-
Tanggal 27 Desember 2013; Cuaca cerah-berawan hingga mendung, angin tenang-perlahan ke arah Barat, suhu udara 16-240C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal, tinggi lk. 100-400 m. Kubah lava teramati dari Pos PGA G. Sinabung.
-
Tanggal 28 Desember 2013; Cuaca
berawan-mendung hingga hujan dengan intensitas gerimis-deras, angin
tenang-perlahan ke arah Barat dan Timur, suhu udara 17-240C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal tinggi lk. 200-400 m.
-
Tanggal 29 Desember 2013; Cuaca mendung-hujan, angin tenang-perlahan ke arah Timur, suhu udara 17-190C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal, tinggi lk. 300 m. Teramati
dengan kamera thermal guguran ke arah Tenggara puncak G. Sinabung
dengan jarak luncur mencapai 1 km. Teramati aliran lahar di alur guguran
arah Tenggara puncak Sinabung melalui alur sungai dekat Desa Bekerah.
Suara gemuruh terdengar dari Pos PGA Sinabung.
-
Tanggal 30 Desember 2013; Cuaca cerah-mendung hingga hujan dengan intensitas gerimis-deras, angin tenang-perlahan ke arah Timur, suhu udara 16-210C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal kecoklatan, tinggi lk. 500-4000 m. Teramati
luncuran awan panas ke arah Tenggara puncak Sinabung sejauh 500 – 1500
meter. Teramati 8 kali letusan eksplosif dengan kolom asap lk 800-7000
meter. Teramati 3 kali guguran lava pijar sejauh 1000-1500 meter.
-
Tanggal 31 Desember 2013; Cuaca cerah-mendung, angin tenang-perlahan ke arah Timur, suhu udara 17-270C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal-abu-abu, tinggi lk. 150-3500 m. Teramati 14 kali luncuran awan panas ke arah Tenggara sejauh 500 – 3000 meter.
-
Tanggal 1 Januari 2014; Cuaca cerah-mendung, angin tenang-perlahan ke arah Baratdaya dan Timur, suhu udara 17-270C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal-abu-abu, tinggi lk. 500-3000 m. Teramati 21 kali luncuran awan panas ke arah Tenggara sejauh 500 – 3000 meter.
-
Tanggal 2 Januari 2014; Cuaca cerah-hujan sedang, angin tenang-perlahan ke arah Timur, suhu udara 17-260C, gunung jelas-berkabut, asap putih tebal-abu-abu, tinggi lk. 500-2500 m. Teramati 14 kali luncuran awan panas ke arah Tenggara sejauh 700 – 3500 meter.
-
Tanggal 3 Januari 2014 (hingga pukul 12:00 WIB); Cuaca mendung, angin tenang-perlahan ke arah Barat, suhu udara 160C,
gunung jelas-berkabut. Teramati menggunakan Thermalcam tinggi asap lk.
1000-2000 m, luncuran awan panas 700-4000 meter ke arah Tenggara, dan
guguran lava pijar sejauh 500-2000 meter ke arah Tenggara.
Gempa Vulkanik Gunung Api Sinabung
Hasil rekaman gempa vulkanik sejak tanggal 27 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
-
Tanggal 27 Desember 2013; 24
kali Gempa Guguran, 55 kali Gempa Low Frequency (LF), 724 kali Gempa
Hybrid, 56 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 3 kali Gempa Tektonik Jauh
(TJ), dan getaran Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-3 mm.
-
Tanggal 28 Desember 2013;
27 kali Gempa Guguran, 62 kali Gempa Low Frequency (LF), 638 kali Gempa
Hybrid, 32 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 (satu) kali getaran banjir
lahar selama 46 menit, dan getaran Tremor menerus, amplituda maksimum
0,5-3 mm.
-
Tanggal 29 Desember 2013; 46
kali Gempa Guguran, 29 kali Gempa Low Frequency (LF), 595 kali Gempa
Hybrid, 18 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 (satu) kali Gempa Tektonik
Jauh (TJ), 2 kali getaran banjir lahar selama 165-180 menit, dan getaran
Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-3 mm.
-
Tanggal 30 Desember 2013; 8 kali
Gempa Letusan, 151 kali Gempa Guguran, 15 kali Gempa Low Frequency
(LF), 465 kali Gempa Hybrid, 16 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan
getaran Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-5 mm.
-
Tanggal 31 Desember 2013; 49
kali Gempa Letusan, 88 kali Gempa Guguran, 43 kali Gempa Low Frequency
(LF), 404 kali Gempa Hybrid, 55 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 (satu)
kali Gempa Tektonik Jauh (TJ), dan getaran Tremor menerus, amplituda
maksimum 0,5-5 mm.
-
Tanggal 1 Januari 2014;
36 kali Gempa Letusan, 153 kali Gempa Guguran, 28 kali Gempa Low
Frequency (LF), 451 kali Gempa Hybrid, 38 kali Gempa Vulkanik Dalam
(VA), 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ), dan getaran Tremor menerus,
amplituda maksimum 0,5-3 mm.
-
Tanggal 2 Januari 2014; 18 kali Gempa
Letusan, 222 kali Gempa guguran, 19 kali Gempa Low Frequency (LF), 263
kali Gempa Hybrid, 21 kali Gempa Vulkanik Dalam, 1 (satu) kali Gempa
Tektonik Lokal (TL), 4 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ), dan getaran Tremor
menerus, amplituda maksimum 0,5-3 mm.
-
Tanggal 3 Januari 2014 (hingga pukul 12:00 WIB); 17
kali Gempa Letusan, 81 kali Gempa Guguran, 6 kali Gempa Low Frequency
(LF), 229 kali Gempa Hybrid, 6 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan
getaran Tremor menerus, amplituda maksimum 0,5-9 mm.
Selama periode 27
Desember 2013 – 3 Januari 2014 (Lampiran 1) gempa Tremor menerus masih
terekam dengan amplituda bervariasi 0,5–9 mm. Rekaman kegempaan
menunjukkan dominasi Gempa Hybrid yang berkaitan dengan pertumbuhan
kubah lava, dalam 8 hari terakhir total terekam 3769 kali atau rata-rata
harian 471 kali. Gempa Low-Frequency (LF), yang diinterpretasikan
adanya penambahan tekanan di area dangkal di bawah Kawah G. Sinabung
menurun, terekam 257 kali Gempa Low-Frequency atau 32 kejadian/hari.
Gempa Vulkanik Dalam (VA), yang mengindikasikan adanya peningkatan
tekanan akibat intrusi magma, berangsur-angsur meningkat dengan total
terekam 242 kejadian atau rata-rata 30 kejadian/hari. Gempa Guguran,
yang berkaitan dengan ketidakstabilan kubah lava, meningkat drastis
sejak tanggal 30 Desember dengan total 792 kali atau sekitar 99
kejadian/hari.
RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement)
menunjukkan energi yang meningkat sejak tanggal 28 November hingga 16
Desember 2013, kemudian energinya relatif menurun. Pada 16 Desember 2013
merupakan puncak nilai RSAM, yang dimanifestasikan oleh terjadinya
erupsi efusif atau munculnya kubah lava di Kawah G. Sinabung (Lampiran
2). Walaupun RSAM menurun sejak 16 Desember, RSAM masih cukup tinggi
selama periode 2013 – 3 Januari 2014 berasosiasi dengan pertumbuhan dan
penghancuran kubah lava. Puncak-puncak RSAM pada periode 30 Desember
2013 – 3 Januari 2014 terkait dengan erupsi yang terjadi.
Deformasi Gunung Api Sinabung
Pengamatan deformasi dilakukan dengan metoda tiltmeter dan Electronic Distance Measurement (EDM).
A. TILTMETER
Lokasi pengamatan
deformasi dengan tiltmeter dilakukan di dua lokasi, yaitu : stasion
Sukanalu (elevasi 1468 m, lereng timur gunung), stasion Lau Kawar
(elevasi 1468 m, lereng utara gunung).
Stasion Sukanalu
Hasil pengamatan
deformasi dengan tiltmeter kontinyu di stasiun Sukanalu pada sumbu X dan
Y dalam periode 1 Desember 2013 – 2 Januari 2014 menunjukkan beberapa
kali deformasi inflasi dan deflasi. Pada periode 30 Desember 2013 hingga
2 Januari 2014 komponen X secara umum mengalami deflasi lk 30
mikroradian, sedangkan komponen sumbu Y (pada periode yang sama) secara
umum inflasi lk 60 mikroradian (Lampiran 3). Deflasi pada komponen sumbu
Y beberapa hari sebelum 30 Desember 2013 dan diikuti inflasi hingga 2
Januari 2014 berkaitan dengan pengosongan sebagian volume magma akibat
keluarnya aliran awan panas dan guguran, serta proses pengisian kembali
yang diimplikasikan oleh masih munculnya gempa-gempa hybrid.
Stasion Lau Kawar
Hasil pengamatan
deformasi dengan tiltmeter kontinyu di stasiun Lau Kawar (dipasang
tanggal 17 November) dalam periode 17 November – 31 Desember 2013
memperlihatkan komponen sumbu X (tangensial) maupun sumbu Y (radial)
secara umum deflasi (Lampiran 4) dan sejak tanggal 24 November hingga
saat ini komponen sumbu X cenderung berfluktuasi, sedangkan komponen
sumbu Y terus menerus deflasi sejak tanggal 21 November menunjukkan
penurunan nilai Y yang mengindikasikan adanya supply magma dari tempat
yang dalam menuju tempat yang lebih dangkal. Stasion tilt Lau Kawar
tidak beroperasi sejak 1 Januari 2014, disebabkan hilangnya daya akibat
sel surya tertutup abu letusan.
B. EDM (Electronic Distance Measurement)
Pengamatan deformasi dengan EDM (Electronic Distance Measurement)
dilakukan dari Desa Sukanalu (SNB 1) terhadap dua reflektor, yaitu SNB 2
(elevasi 1436 m), SNB 3 (elevasi 1626 m) yang ada di lereng Timur G.
Sinabung dan dari Lau Kawar (SNB 8) terhadap satu reflektor yang ada di
dekat rekahan baru lereng utara G.Sinabung (SNB 9, elevasi 2097 m), dan
satu reflektor baru SNB 7 (elevasi 1627) di daerah Sigarang (Lampiran
5).
Hasil pengukuran EDM
dengan baseline SNB1 ke SNB3 dan SNB1 ke SNB2 pada periode tanggal 16-27
Desember 2013 menunjukkan pemendekan jarak yang mengindikasikan adanya
inflasi kecil. Pada periode yang sama hasil pengukuran EDM dengan
baseline SNB8 ke SNB9 menunjukkan jarak yang stabil. Sedangkan hasil
pengukuran EDM dengan baseline SNB6 ke SNB7 menunjukkan jarak kearah
kestabilan dari sejak pemasangan stasion beberapa hari sebelumnya.
Sejak
letusan mulai terjadi pada 30 Desember 2013, pengukuran EDM tidak dapat
dilakukan lagi karena lokasi pengukuran merupakan area terancam bahaya
letusan.
C. GPS Kontinyu
Pengukuran GPS kontinyu
dilakukan dengan memasang tiga stasion GPS di tubuh gunungapi, SKNL;
GRKI; LKWR, dan satu stasion di Pos Sinabung (SNB). Pengamatan GPS
(Lampiran 6) selama periode tanggal 13 Desember 2013 – 1 Januari 2014
menunjukkan terjadi pergeseran relatif ke arah timur-tenggara pada titik
LKWR sebesar 0.84 cm (dx = -0.84 cm, dy = 0.06 cm). Titik GRKI
mengalami pergeseran sebesar 0.48 cm (dx =-0.15 cm, dy = -0.46 cm) ke
arah barat-baratlaut. Titik SKNL mengalami pergeseran sebesar 0.72 cm
(dx = 0.55 cm, dy = -0.46 cm) ke arah baratlaut. Tanda minus untuk
komponen x adalah ke arah barat, dan untuk komponen y ke arah selatan.
Pergeseran vertikal untuk ketiga titik menunjukkan nilai negatif
(deflasi) dengan nilai pergeseran -1.13 cm (LKWR), -0.46 (SKNL) dan
-1.32 (GRKI).
Kondisi
deflasi berkaitan dengan pembebanan oleh tubuh kubah lava dan
pengosongan sebagian volume magma dalam bentuk guguran dan aliran awan
panas.
Suhu Airpanas, fluks Gas SO2 dan Analisis Kimia Abu Letusan
Hasil pengukuran fluks SO2 menggunakan Mini DOAS (Lampiran 7) menunjukkan nilai fluks SO2
menurun setelah pengukuran tanggal 4 Desember yang mencapai nilai
tertinggi selama masa krisis (1328 ton/hari). Nilai fluks periode 21-27
Desember dalam kisaran 177-634 ton/hari. Pengukuran pada tanggal lainnya
tidak dapat dilakukan karena cuaca kabut.
Pengukuran suhu mata
airpanas secara kontinyu pada awal Oktober 2013 sampai 31 Desember 2013
di daerah Payung (kaki gunung ke arah Selatan dari puncak G. Sinabung)
yang berkisar pada 53,8-54,1 oC tidak menunjukkan banyak perubahan (Lampiran 7).
Nilai CO2 dan H2S tidak menunjukkan kecenderungan yang meningkat hingga 31 Desember 2013.
Pengukuran fluks SO2 dan
suhu airpanas tidak dilakukan lagi sejak terjadinya letusan eksplosif
yang diikuti aliran awan panas tanggal 31 Desember 2013, hal ini
dikarenakan karena lokasi pengukuran merupakan area terancam bahaya
letusan.
Semoga laporan aktifitas
Gunung Api Sinabung Pertanggal 7 Desember 2013 sampai 3 Januari 2014 bermanfaat bagi kita semua.
Source : IBN
Editor : Ahmad Zaman Huri