7.10.13

Melihat Kembali Patahan Yang Berada di Aceh

patahan sumatra di aceh 
Patahan di Aceh sungguh komplek dan sedikit diteliti, gempa Aceh Tengah dan Bener Meriah 2 Juli 2013 menjadi pengingat bahwa kita memiliki potensi gempa darat atau gempa sesar darat dan harus betul-betul diteliti. Gempa darat memiliki efek merusak lebih kuat karena sumber sangat dekat dengan permukaan. Sumber gempa 2 Juli 2013 diyakini tidak terjadi pada patahan Aceh yang sudah terpetakan sebelumnya, melainkan terjadi di patahan baru. Sambil menunggu beberapa ahli menulis tentang patahan baru di Aceh, melalui tulisan ini saya mencoba sedikit mengupas patahan-patahan yang sudah terpetakan sebelumnya di Aceh. Harapannya kita memahami patahan yang sudah ada, sambil menunggu analisa lain dari para pakar. Untuk memahami patahan Aceh lebih menyeluruh, sebelumnya saya akan menjelaskan sedikit tentang Tatanan tektonik Sumatra.

Tatanan Tektonik Sumatra

Di pulau Sumatera, pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang kemudian menghasilkan rangkaian busur pulau depan (forearch islands) atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik (seperti: P. Simeulue, P. Banyak, P. Nias, P. Batu, P. Siberut hingga P. Enggano), dan rangkaian pegunungan Bukit Barisan dengan jalur vulkanik di tengahnya, serta sesar aktif “The Great Sumatera Fault” atau Sesar Sumatra atau patahan Sumatra yang membelah pulau Sumatera mulai dari Teluk Semangko hingga Banda Aceh dan menerus ke laut Andaman. Sesar utama pulau Sumatra tidaklah 1 garis memanjang, malainkan dibagi dalam beberapa segmen utama seperti pernah saya jelaskan pada tulisan tentang Gempa Bener Meriah. Di samping segmen utama patahan/sesar tersebut tersebut, terdapat patahan-patahan lain yang juga bisa menjadi sumber gempa. Di Aceh sendiri, terdapat patahan Sumatra segmen Aceh, Seulimuem, Tripa, Batee, Peusangan-Blang Pidie, Lhokseumawe, dan Blangkejeren.
Tatanan tektonik sumatra (sumber: Mc Caffrey R, 2009)
Tatanan tektonik sumatra (sumber: Mc Caffrey R, 2009)
Ilustrasi tatanan tektonik Sumatra yang terdiri zona subduksi, palung laut kepulauan busur muka atau zona prismatik akresi, cekungan busur muka, bukit barisan, sesar sumatra, gunungapi, dan cekungan busur belakang seperti terlihat pada gambar di samping. Karena lempeng Indo-Australia menunjamnya miring sehingga terbentuknya patahan di tengah-tengah pulau Sumatra. Tatanan tektonik yang sangat komplek ini menjadikan pulau Sumatra kaya akan sumber daya lama dan kaya akan bencana alam.
Untuk memahami lebih detail, pembaca mengklik link ini Sesar Sumatra.
Berikut ini beberapa patahan Aceh atau patahan yang berada di Aceh:

Patahan Segmen Aceh dan Seulimuem

Sesar Sumatra Segmen Aceh dan Seulimum (Didik et al, 2010)
Sesar Sumatra segmen Aceh membentang mulai dari Aceh Tengah menerus sampai ke Mata Ie dan sampai ke Pulau Aceh. Sesar Sumatra segmen Aceh ini, sejak tahun 1892 belum pernah digoncang gempa di atas 6 Mw. Pada tahun 2013 ini, segmen ini telah mengalami gempa dengan skala di atas 6 Mw di sekitar Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kejadian gempa 22 Januari 2013 tersebut telah mengindikasi bahwa sesar Sumatra segmen Aceh melepaskan energi yang sudah puluhan tahun tidak lepas. Energi yang sudah lepas ini membuat kita sedikit lega karena dalam waktu beberapa puluh tahun ke depan mungkin di tempat tersebut tidak akan terjadi lagi gempa namun segmen Aceh bagian lain harus diwaspadai. Segmen Aceh bagian lain meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar. Kapan energi gempa tersebut akan lepas?? belum ada ilmu yang bisa memprediksinya.
Sesar Sumatra Segmen Seulimuem sedikit berbeda dengan segmen Aceh. Pada Segmen Seulimuem telah beberapa kali terjadi gempa pada tahun 1964 dan 17 Desember 1975 sebesar 6,2 Mw di kawasan Krueng Raya. Sesar Sumatra segmen Aceh dan Seulimuem ini merupakan patahan di Aceh yang banyak diketahui oleh orang.
Patahan yang ada di Aceh, 1A: Segmen Aceh, 1B: Segmen Seulimum, 3: Segmen Batee, dan 1C: Segmen Tripa (Danny Hilman, 2007)
Patahan yang ada di Aceh, 1A: Segmen Aceh, 1B: Segmen Seulimum, 3: Segmen Batee, dan 1C: Segmen Tripa (Danny Hilman, 2007)

Patahan Segmen Batee

Patahan di Aceh lainnya adalah Sesar/patahan Sumatra segmen Batee menurut Danny Hilman dan Kerry Sieh bukan merupakan sesar aktif. Sesar geser kanan ini juga tidak menunjukkan gejala gempa sejak beberapa puluh ribu tahun yang lalu. Di daratan Aceh, sesar ini dimulai dari Aceh Selatan menujuk arah Barat-Laut sampai jalur tengah antara perbatasan Aceh Barat dengan Aceh Tengah. Pada tahun 1995, Bellier and Sebrier juga mendapakan bahwa sesar ini bergerak sekitar  1,2 – 0.5 cm/year, nilai pergerakan ini didapat berdasarkan perkiraan perubahan marfologi. Walaupun segmen ini tidak menunjukkan gempa sejak beberapa ribu tahun yang lalu, Takeo Ito, dkk dari ITB, Nagoya Univ, BPPT dan Universitas Syiah Kuala menemukan indikasi pergerakan segmen namun energi yang tersimpan tidak begitu besar. Letak segmen Batee, pada gambar di samping ditunjukkan dengan label nomor 3.

Patahan Segmen Tripa

Patahan Sumatra Segmen Tripa berada di antara Aceh Tenggara dengan Aceh tengah. Pada segmen patahan ini pernah terjadi gempa sesar pada tahun 1990 di Kab. Gayo Lues dengan magnitudo sebesar 6,8 Ms dan di Aceh Tenggara pada tahun 1936 dengan magnitudo sebesar 7,2 Ms.
Untuk pembaca yang ingin memahami skala Ms, bisa baca tulisan saya tentang Magnitudo gempa.
Menurut Irwan Meilano, patahan Sumatra segmen Tripa bergerak secara menganan (sesar geser kanan) dengan kecepatan (laju geser/slip rate) sebesar 3,5 mm/tahun dengan kedalaman potensi sumber gempa 10 Km.

Patahan Segmen Peusangan

Patahan segmen Peusangan dari Bireun ke Blang Pidie (H.D. Tjia, 2011)
Patahan segmen Peusangan dari Bireun ke Blang Pidie (H.D. Tjia, 2011)
Berbeda dengan segmen lainnya, Patahan segmen Peusangan ini merupakan patahan di Aceh jarang sekali kita temukan dalam beberapa tulisan. Kalau segmen Aceh, Seulimuem, Batee dan Tripa bagi sebagian orang sudah sangat familiar, namun tidak dengan segmen Peusangan. Prof. Emeritus H.D. Tjia (Geologis senior Indonesia), pada tahun 2011 melalui Annual Intenational Workshop on Sumatra Tsunami Disaster and Recovery (AIWEST-DR) yang dilaksanakan di Aceh memaparkan tentang patahan segmen Peusangan ini. Beliau menduga bahwa, patahan Peusangan yang bergerak secara geser-kiri menjadi penyebab gempa 8,7 Mw pada tanggal 28 Maret 2005. Kawasan segmen patahan Peusangan ini dapat dilihat pada gambar di samping kiri.
Di daratan Aceh, patahan Peusangan bagian utara berada di Bireun dan menerus ke Selatan sampai ke Blang Pidie. Kondisi batimetri pulau Banyak yang linear juga menunjukkan bahwa kawasan tersebut zona patahan Peusangan. Di bagian utara, patahan Peusangan ini membentuk tepi lereng yang curam teras Mergui.
Selain beberapa patahan yang saya jelaskan di atas, masih banyak patahan-patahan Aceh yang belum terpetakan. Namun demikian, syukur alhamdulillah sejak tahun 2005, ITB, Nagoya Univ, BPPT dan Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Universitas Syiah Kuala membangun AGNeSS  (Aceh GPS Network for Sumateran Fault System) yang terdiri dari 6 titik pengamatan permanen dan 18 titik pengamatan episodik yang mencakup wilayah patahan Aceh, Seulimeum dan Batee. Pada awal pemasangan dan pengukuran titik GPS geodetik tahun 2005, penulis juga ikut terlibat namun masih sebatas mahasiswa…hehehehehe :)
Apa yang dilakukan AGNeSS masih dalam tahap pengamatan pergerakan patahan di Aceh berdasarkan pengamatan titik GPS Geodetik, pemetaan secara menyeluruh sesar-sear aktif belumlah dilakukan. Semoga ke depan makin banyak peneliti ilmu kebumian yang terjun ke Aceh dan Sumatra.



Editer : Ahmad Zaman Huri
 

Geophy Palace Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates