12.10.15
Vulkanologi: Ilmu Mengenal Gunung Api
Vulkanologi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari Gunung Api. Dengan kondisi negara kita yang kaya akan gunung api (129 gunung api aktif atau 15% dari seluruh gunung api di dunia), sudah seharusnya negara kita menghasilkan banyak ahli vulkanologi atau banyak orang yang mau belajar vulkanologi. Kalaupun belum banyak, besar harapan penulis, para pembaca artikel ini atau adik/saudara/anak/kerabat pembaca mau belajar gunung api sehingga nantinya betul-betul jadi ahli vulkanologi atau mau belajar vulkanologi. Dimana belajarnya, tentu saja di jurusan atau program studi Geologi yang di universitas-universitas dalam dan luar negeri.
Kira-kira apa saja yang dipelajari dalam cabang ilmu Vulkanologi ini? Dalam buku Catatan Kuliah Vulkanologi ITB yang ditulis oleh Dr. Ir. Prihadi Sumintadireja, MS, lingkup kajian dasar yang dipelajari untuk menjadi ahli Vulkanologi antara lain; Petrologi, mitigasi dan evaluasi bencana, survey pemetaan geologi, pemantauan/mitigasi erupsi gunung api, tata guna lahan, pertanian, dan eksplorasi sumber daya alam. Kesemua lingkup kajian di atas dibagi dalam beberapa topik bahasan penting di antaranya; Gunung Api di Indonesia, Magma, Erupsi Gunung Api, Lava dan Piroklastik, Mitigasi Bencana Gunung Api, Parameter Fisika Gunung Api, Vulkanostratigrafi, dan Sistem Panas Bumi. Ayo kita lihat satu persatu topik bahasannya;
Untuk menjadi ahli vulkanologi di Indonesia tentu kita harus belajar karakteristik gunung api yang ada di Indonesia. Karateristik gunung api tersebut bisa dipelajari dari sejarah letusan yang pernah terjadi pada masa lampau. Selain itu, penyebaran gunung api di Indonesia yang dikelompokkan dalam kelompok Sunda, Banda, Sulawesi-Sangihe dan Halmahera juga harus dipahami serta masih banyak lagi hal-hal lain yang berkaitan dengan gunung api yang ada di Indonesia.
Mempelajari magma merupakan konsep dasar dalam ilmu petrologi batuan beku dan vulkanologi. Magma adalah material batuan berupa cairan silikat yang lebur atau lebur sebagian. Klasifikasi batuan beku dilakukan berdasarkan komposisi kimia magmanya. Komposisi kimia magma juga berhubungan dengan kental dan encernya magma. Kental dan encernya magma bisa berhubungan dengan jenis letusan/erupsi yang akan terjadi dan bentuk gunung apinya.
Erupsi atau letusan gunung api secara efusif yang berupa aliran lava dan eksplosif yang menghasilkan piroklastik dipelajari dalam topik ini. Selain itu, bahan atau produk yang dihasilkan oleh gunung api ketika erupsi, tipe erupsi dan bentuk gunung api dipelajari dengan seksama sehingga apabila nantinya ada erupsi gunung api, bisa ditentukan tipe erupsi dan upaya mitigasi apa yang bisa dilakukan. Gunung api di Indonesia sendiri memiliki tipe erupsi yang berbeda-beda.
Erupsi gunung api yang bersifat efusif akan menghasilkan lava dengan bermacam-macam jenis berdasarkan ukuran, bentuk, serta kenampakan permukaan dan di dalam lavanya sendiri. Jenis-jenis lava ini sangat dikontrol oleh viskositas (kekentalan lava), kecepatan efusi, dan keadaan lingkungan pengendapan (darat/laut). Demikian juga dengan piroklastik yang dihasilkan pada erupsi eksplosif dibagi kepada tiga macam yaitu; jatuhan piroklastik, aliran piroklastik dan surgepiroklastik. Mempelajari endapan piroklastik akibat erupsi masa lampau bisa memperkirakan jenis erupsi dan tingkat bahaya.
Ketika erupsi, gunung api akan mengeluarkan awan panas, bongkah dan bom vulkanik, hujan abu, aliran lava, lahar, tsunami apabila di gunung api di laut dan gas beracun. Untuk meminimalisir korban jiwa dan kerusakan, kita harus melakukan upaya mitigasi baik secara struktural maupun non-struktural. Upaya pembuatan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) gunung api, pengamatan gunung api dan pembuatan SOP kedaruratan adalah hal-hal yang dipelajari dalam topik ini.
Parameter fisika yang dipergunakan untuk memahami gunung api antara lain; Viskositas, Suhu, Tekanan, Aliran Fluida, Energi total aktivitas gunung api, Ambient Noise danau kawah dari aktivitas gunung api, dan mekanisme pengendapan piroklastik. Kalau dalam topik sebelum lebih banyak hafalan dan pengalaman lapangan, untuk topik parameter fisika gunung api, kita harus siap-siap untuk menghitung-hitung dan coret-coret kertas. Namun hal ini sangat menarik karena ilmu fisika yang pernah kita pelajari waktu SMU dulu langsung diaplikasikan di alam atau gunung api.
Volkanostratigrafi adalah ilmu yang mempelajari urutan dari rekaman kegiatan vulkanik terutama kejadian pada masa lampau yang tidak kita saksikan. Tahapan kajian vulkanostratigrafi terdiri dari; pemetaan, penentuan kejadian dan penyebaran, menentukan asal muasal produk gunung api, dan menentukan umur produk gunung api. Pemetaan vulkanostratigrafi meliputi analisa besar butir piroklastik, warna, pengelasan, bentuk pecahan, sifat perlapisan, struktur permukaan, struktur dalam, dan lain-lain.
Pemanfaatan energi sistem panas untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi bagi manusia adalah sisik positif dari gunung api. Dalam topik ini, kita diajarkan cara melakukan eksplorasi energi panas bumi menggunakan pendekatan geologi, geofisika dan geokimia, cara mengestimasi potensi energi panas bumi, pengembangan panas bumi, dan pemanfaatannya.
Beberapa topik yang dijelaskan di atas merupakan standar minimal yang harus dikuasai untuk menjadi ahli vulkanologi.
Wassalam,
Src : Mr. Ibnu Rusydy
Eo : Ahmad Zaman Huri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment