Metode eksplorasi langsung
mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak
visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap
endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi
megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang
dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat
berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan.
Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada
sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).
Beberapa metode (aspek) yang akan dibahas sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :
A. Pemetaan Geologi
Pemetaan
geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi
permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang
dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan
(lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi
yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus
memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Pada
tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat
dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan
posisi melalui orientasi lapangan. Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut
s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan
metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau
auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur
permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.
Pada
saat pemetaan dapat dijumpai singkapan, singkapan dapat didefinisikan
sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap
(muncul) di permukaan . Singkapan biasanya dapat dijumpai pada
lembah-lembah sungai, dikarenakan terjadi erosi akibat dari aliran air
sungai sehingga menyebabkan batuan tersingkap. Namun ada juga pada
kondisi dimana batuan menonjol secara alami akibat gaya gaya endogen
yang bersala dari dalam bumi atau karena gerakan atau gesekan kerak
bumi. Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari
kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain adalah posisi atau letak
singkapan (batuan, urat, atau batubara). Penyebaran, arah, dan bentuk
permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. Penyebaran dan pola
alterasi yang ada.
B. Parit Uji
Paritan
uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,
kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Pada Pembuatan
parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden
yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan
ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu
pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini
dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini
dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan
arah arus sungai.
Trenching
(pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan
atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan
(observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah
penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada
endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang
perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik
perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi
sampling.
C. Sumur Uji
Pembuatan
sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil lebih
akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang
sedalam 10 sampai 20 meter. Pada pembuatan sumur uji harus diperhatikan
beberapa faktor, seperti adanya bongkahan bongkahan yang akan
mempersulit dalam proses penggalian. Faktor lain yang juga harus
diperhatikan adalah adanya air yang akan menyulitkan dalam proses
penggalian dan pada proses pengamatan struktur batuan yang ada pada
sumur uji yang telah dibuat. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari
penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, dan
lain-lain.
Pembuatan
sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang
berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan
berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan
lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai,
ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal,
serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang
berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur
uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah,
zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi
vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat
dilakukan pemodelan bentuk endapan.
D. Pemboran Eksplorasi
Pada
prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter
kecil pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan
meter untuk memperoleh data yang representatif.
Dalam
melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan
direncanakan dengan baik adalah kondisi geologi dan topografi, tipe
pemboran yang akan digunakan, spasi pemboran, waktu pemboran, dan
pelaksana (kontraktor) pemboran.
Informasi dari lubang
bor dapat diperoleh dari beberapa sumber batuan, inti bor atau sludge,
geofisika bawah permukaan; dan informasi dari hasil pemboran. Pada
bagian ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi.
Salah
satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan
kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran
sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona
mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian
kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran
geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.
Src : AlphaZero
Eo : AZH
0 komentar:
Post a Comment