14.11.13
6 Bencana Alam Tsunami Mematikan di Abad-21
Selama
abad 21, di dunia ini telah terjadi beberapa kali bencana alam tsunami
yang cukup mematikan bagi manusia. Pada kesempatan ini, saya akan
sedikit berbagi tentang kejadian-kejadian tsunami di abad ke-21. Tulisan
ini sangat berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya tentang bencana alam gempa bumi di abad-21.
Mungkin pembaca sudah faham bahwa hampir semua kejadian tsunami di abad
21 disebabkan oleh gempa bumi kecuali bencana alam tsunami Haiti pada
tahun 2010. Jadi wajarlah kedua tulisan tersebut berkaitan…hehehehehe.
Tanpa memperpanjang mukaddimah, Berikut ini penjelasan satu-persatu kejadian bencana alam tsunami di abad-21.
Bencana alam Tsunami Aceh yang terjadi
pada tanggal 26 Desember 2004 menjadi awal kejadian tsunami di abad-21.
Selain menjadi tsunami pertama di abad-21, kejadian tsunami ini menjadi
kejadian tsunami terdahsyat yang tercatat. Kejadian tsunami Aceh
tersebut dipicu oleh gempa bumi di laut yang berkuatan 9,15 Mw pada
kedalaman
30 Km di samudra Hindia. tsunami Aceh 2004
tersebut telah membunuh sekitar 250.000 orang yang tersebar kepada 12
negara tertangga yang terdampak dan merusak sejumlah fasilitas publik.
Korban paling banyak terdapat di Provinsi Aceh – Indonesia.
Tsunami Aceh 2004 ini bisa berdampak
kepada 12 negara dikarenakan rekahan yang menjadi sumber gempa bumi dan
tsunami berada dilaut mulai dari pulau Simeulue sampai ke kepulauan
Andaman. Panjang rekahan bawah laut yang menjadi sumber tsunami
diperkirakan sepanjang 1600 Km. Pada tulisan “Penyebab Tsunami Aceh 2004” saya sudah menjelaskan secara detail tentang bagaimana proses kejadian tsunami sehingga gelombangnya bisa sampai ke 12 negara.
Bencana Alam Tsunami Pangandaran
Bencana alam tsunami Pangandaran terjadi
pada tanggal 17 Juni 2006 pukul 03:19:28 WIB di Jawa Barat-Indonesia.
Kejadian tsunami ini disebabkan oleh gempa bumi yang berkekuatan 7,7 Mw
dengan episenter 9.222o° LS and 107.320o° BT pada kedalaman 48 Km di
bawah permukaan laut. Prof. Hiro Kanamori mencatat bahwa gempa bumi Jawa atau
Pangandaran ini yang menyebabkan tsunami di Pangandaran sebab rekahan
bahwa laut sepanjang 200 Km dengan kecepatan rekahan sekitar 1-1,5
Km/detik atau lebih lambat daripada rekahan gempa bumi Aceh 2004.
Ketinggian tsunami Jawa Barat tersebut
sekitar 6 meter dan menjangkau ke daratan sampai 400 meter dari bibir
pantai dan meninggalkan endapan pasir tsunami setebal 17 cm. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 668 orang meninggal, 65
orang hilang, dan merusak sekitar 1.000 rumah dan bangunan publik di
Kecamatan Cimerak, Cijulang, Karigi, Sidamulih, Pangandaran, dan
Kalikucang.
Bencana Alam Tsunami Pulau Solomon
Kejadian bencana alam Gempa bumi pada
tanggal 1 April 2007 telah menimbulkan tsunami di Pulau Solomon. Menurut
USGS, gempa bumi yang memicu tsunami tersebut berkekuatan 8,1 Mw dengan
episenter berada pada 8.481° LS, 156.978° BT dengan kedalaman sumber
gempa bumi 10 km. Tsunami setinggi 10 meter yang diakibat oleh gempa
bumi tersebut menewaskan 52 orang, 16 orang hilang dan 1000 orang
kehilangan tempat tinggal.
Bencana Alam gempa bumi 8,1 Mw yang menimbulkan tsunami tersebut juga menyebabkan terjadinya deformasi atau perubahan permukaan bumi berupa naik dan turun.
Frederick w. Taylor mencatat bahwa gempa bumi tersebut memiliki rekahan
sumber seluas 30 km x 245 km dengan bidang pergeseran (slip) sepanjang 5
m dan kemiringan bidang patahan sebesar 38°. Rekahan yang berada di
bawah laut inilah yang menjadi sumber terjadinya tsunami.
Bencana Alam Tsunami Samoa
Berselang 2 tahun setelah bencana alam
tsunami Solomon 2007, pada tanggal 29 Setember 2009 terjadi gempa bumi
dengan kekuatan 8,1 Mw pada pukul 06:48:11 waktu setempat di Kepulauan
Samoa. Pusat gempa bumi tersebut berada pada koordinat 15.509° LS dan
172.034° BB pada kedalaman 18 Km dari dasar laut. Gempa bumi dangkal
tersebut memicu Tsunami di Pulau Samoa, Amerika Samoa, dan Tonga.
Ketinggian Tsunami mencapai 9 meter di Pulau Samoa yang menyebabkan
tewasnya 189 orang serta melukai ribuan orang lainnya di pulau tersebut.
16 menit setelah gempa bumi, Pacific Tsunami Warning Center (PTWC), mengeluarkan peringatan adanya tsunami di kepulauan Samoa,
namun peringatan tersebut telat karena tsunami telah menghantam
kepulauan Samoa 11-15 setelah gempa bumi terjadi. Di kawasan Amerika
Samoa, ketinggian tsunami mencapai 6 meter. National Park of America
Samoa mencatat bahwa tsunami yang terjadi akibat gempa 8,1 Mw tersebut
memicu gelombang tsunami sebanyak 4 kali dan bergerak sejauh 1,6 km ke
darat.
Bencana Alam Tsunami Haiti
Bencana
alam tsunami Haiti terjadi pada tanggal 12 Januari 2010. Beberapa saat
sebelum terjadinya tsunami, kawasan Haiti dilanda bencana alam gempa
bumi yang berkekuatan 7 Mw (magnitudo momen) dengan kedalaman 10 Km di darat.
Bagaimana mungkin gempa bumi yang terjadi di darat bisa menyebabkan
tsunami? ternyata oh ternyata, tsunami yang terjadi di Haiti bukan
disebabkan oleh gempa bumi melainkan ada kejadian lain di laut sehingga
menganggu air laut dan memicu tsunami. Apa penyebabnya? Saya pribadi
menyarankan pembaca untuk membaca artikel tentang “Lessons learned dari Tsunami Haiti 2010“.
Oya, bencana alam tsunami Haiti mencapai
ketinggian sampai 3 meter dan membunuh lebih 200.000 rakyat Haiti, 1,3
juta orang harus mengungsi, dan merusak ribuan rumah. Tsunami yang
terjadi di Haiti sangat berbeda dengan tsunami Aceh 2004.
Bencana Alam Tsunami Jepang
Bencana alam gempa bumi dan tsunami
Jepang yang terjadi pada tanggal 11 Maret 2011 merupakan kejadian
tsunami yang paling fenomenal setelah tsunami Aceh 2004. Tsunami Jepang
2011 atau beberapa juga dikenal dengan istilah Tsunami Sendai 2011,
dipicu oleh gempa bumi bawah laut dengan kekuatan 8,9 Mw pada koordinat
38.297° LU, 142.372° BT dengan kedalaman sumber gempa 30 Km terjadi
pada pukul 02:46:24 PM waktu Jepang.
Gempa bumi tersebut memicu gelombang
tsunami setinggi 10 meter dan paling tinggi 37.88 meter di Miyako.
Bencana alam tsunami tersebut menewaskan 15.703 orang, 4.647 dinyatakan
hilang, 5.314 terluka, 130.927 mengungsi dan merusak 332.395 bangunan,
2.126 jalan, 56 jembatan dan 26 rel kereta api (USGS).