Pada misi Atlantis terdahulu, dilakukan sejumlah percobaan dengan membuat media koloni hidupnya bakteri (biofilm) untuk kemudian dilihat perkembangannya. Ternyata bakteri tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tebal. Hal itu tentu sangat membahayakan bila sampai masuk ke dalam tubuh manusia.
Media untuk penelitian bakteri yg dibawa pesawat ulang alik Atlantis.
Image credit: plosone
"Bakteri tumbuh selama penerbangan luar angkasa dan memiliki lebih banyak sel-sel hidup, memiliki biomassa yang lebih banyak, dan juga lebih tebal daripada bakteri yang ada pada kondisi gravitasi normal," ungkap juru bicara NASA dalam sebuah jumpa pers.
Jenis bakteri yang diamati adalah Pseudomonas aeruginosa yang tumbuh cepat selama tiga hari dalam sebuah media urin buatan. Menurut NASA media urin buatan sangat cocok sebagai tempat koloni bakteri terbentuk, baik di dalam atau di luar tubuh manusia dan mengingat itu juga termasuk limbang di pesawat ulang allik, maka media urin buatan dipilih untuk mengatahui sejauh mana efeknya terhadap kesehatan astronot.
Sampel bakteri Pseudomonas aeruginosa. Image credit: google
Hasil penelitian. Image credit: plosone
Hasil penelitian. Image credit: plosone
Setiap media tempat tumbuh bakteri diberi membran selulosa dimana bakteri bisa tumbuh di sana. Metode yang sama juga telah diterapkan pada penelitian di Bumi.
"Ini masih dalam tahap awal penelitian dan memerlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk mengetahui bagaimana gaya gravitasi mikro mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme lain," ungkap Cynthia Collins dari Rensselaer Polytechnic Institute.
"Sebelum kita mengirim astronot ke luar angkasa, kita harus meyakinkan dulu bahwa mereka telah disterilisasi dari bakteri dan mikroorganisme lain untuk mengurangi resiko mereka sebagai pembawa dan tempat tumbuhnya bakteri yang dapat menyebar ke astronot lain dan juga peralatan yang ada," tambah Collins.